DPRD Mukomuko Soroti Ancaman Ketersediaan Lahan Ketersediaan Pangan

BERANDA5832 Dilihat

Roni Pasla – Anggota DPRD Mukomuko Provinsi Bengkulu

BERITAMUKOMUKO.COM, METRO – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu mendapat informasi, akhir – akhir ini banyak masyarakat yang mengalihfungsikan lahan pangan berupa sawah menjadi perkebunan kelapa sawit.

Hal ini terjadi, lantaran adanya gesekan kepentingan, antara pemilik lahan dan tuntutan pemenuhan kebutuhan pangan di Kabupaten Mukomuko menjadi masalah serius.

Anggota Komisi II DPRD Mukomuko, Roni Pasla menyampaikan, hingga saat ini, secara administratif belum diketahui jumlah pasti luas lahan persawahan, namun berdasarkan hasil survey lapangan, pada tahun 2021 sekitar 100 petani melakukan alihfungai lahan secara mandiri.

BACA JUGA : Komisi II DPRD Mukomuko Dorong Percepatan Realisasi Dana Desa

“Saya belum tahu pastinya (luas) lahan pangan berupa sawah yang ada di Kabupaten Mukomuko ini. Tahun 2022 yang lalu, Dirjen Pengendalian dan penertiban tanah dan ruang turun ke Mukomuko. Mereka mengecek langsung lahan sawah yang ada di Mukomuko, hasilnya dari hasil pengukuran oleh Pemerintah Daerah, mencapai 4.675 hektare. Sedangkan hasil pengukuran Dirjen Pengendalian dan penertiban tanah dan ruang (via satelit) hanya ditemukan 3.604 hektare,” kata anggota Komisi II DPRD Mukomuko, Roni Pasla, Minggu (18/06/2023).

Kata Roni, peralihan atau alihfungsi lahan itu dari lahan pertanian (sawah) ke lahan non pertanian yakni kebun sawit dan setiap tahunnya terjadi. Ini akan menjadi ancaman tersendiri, sebab selain mengurangi jumlah lahan persawahan. Jika dibiayai, peralihan ke perkebunan kelapa sawit akan mengurangi ketersediaan air untuk sawah.

“Setiap tahunnya ada pengalihanfungsian lahan itu. Iya, tentu ini ancaman tersendiri khusus untuk ketersediaan lahan pangan yang nantinya berkaitan dengan stok pangan Daerah. Selain itu, tanaman sawit ini kan memerlukan air yang luar biasa untuk pertumbuhannya, apalagi lahan itu berada di sekitar hulu bendungan dan tentu menyerap air yang banyak. Adanya lahan sawit ditengah sawah juga diperkuat hasil survey Dirjen Pengendalian dan penertiban tanah dan ruang adanya perbedaan (selisih) luas lahan yang disampaikan Pemerintah Daerah dengan pengukuran yang mereka lakukan. Selisih ini diperkirakan karena adanya beberapa titik bangunan dan juga kebun sawit disekitar area sawah,” bebernya.

BACA JUGA : Ketua Komisi II DPRD Mukomuko Ingatkan Bupati Tidak Kangkangi Perda

Roni membandingkan, sekitar 60 ribu ton gabah kering dihasilkan dari lahan sawah milik petani. Jumlah itu merupakan hasil tanam dua periode musim tanam atau kurun waktu 1 tahun

“Tahun 2021, sekitar 60 ribu ton dari hasil 2 kali tanam. Satu tahunnya dua kali musim tanam. Ini sesuai dengan jumlah luasan lahan produktif milik petani setempat yakni sekitar 2 ribu hektar. Ini berdasarkan Statistik Pertanian (SP),” ucapnya.

Tahun ini (2023), lanjutnya, lahan sawah sekitar seluas 1.500 hektare milik petani akan menerima bantuan benih padi unggul dari Pemerintah Provinsi Bengkulu. Ia menyebutkan tahun 2022 luas tanam padi di daerah ini seluas 8.860 hektare dan luas panen 7.550 hektare.

BACA JUGA : Kasus BNPT Mukomuko, 19 Orang Menikmati Uang Negara

“Kalau merujuk dari ketersediaan lahan, lalu luas lahan produktif dan hasil dari dua kali panen tahun 2022 yaitu sekitar 56.879 ton, insyaallah cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan tahun ini. Untuk upaya meminimalisir alihfungsi lahan, saat ini Pemerintahan Daerah sedang mengupayakanya, namun saat ini masih terkendala oleh peraturan yakni Perda RT RW.” bebernya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, M. Rizon, S. HUT mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah berupaya memperbaiki sarana pendukung untuk ketahanan pangan. Kata dia, sarana pertanian sangat penting untuk menunjang peningkatan perékonomian di sektor pertanian.

“Ada beberapa sarana penunjang peningkatan ketahanan pangan seperti jalan, dan saluran irigasi,”kata Rizon.

Saat disinggung ketersediaan pangan di Kabupaten Mukomuko, Kepala Dinas Pertanian memastikan, stok pangan masih dalam kategori aman. Hal ini berdasarkan hasil produksi gabah di Kabupaten Mukomuko.

“Untuk ketersediaan atau stok pangan, alhamdulillah rata-rata surplus. Namun demikian, kita tetap berupaya untuk meningkatkan produksi gabah.” pungkasnya. (* * as/ADV SEKWAN).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *