Empat Faktor Harimau Masuk Pemukiman Penduduk di Lubuk Talang

BERANDA3087 Dilihat

Berita Mukomuko, Malin Deman – Koordinator Konsorsium Bentang Alam Seblat, Iswadi mengungkapkan ada 4 faktor yang memungkinkan Harimau masuk ke pemukiman penduduk di Upt Trans Lapindo Desa Lubuk Talang Kecamatan Malin Deman Kabupaten Mukomuko akhir – akhir ini.

Menurut Iswadi, Satwa dilindungi ini masuk ke pemukiman lantaran habitatnya terganggu. Faktor lain adalah usia harimau itu sendiri.

“Jadi, Harimau ini kan hewan yang dalam mencari makan dengan berburu, kemudian tidak mampu lagi untuk mencari mangsa liar, dan di perkampungan kan banyak mangsa jinak ya seperti ternak,” jelas Iswadi.

Ternak warga yang diterkam Harimau (dok.YN)

Harimau akan mencari mangsa jinak apabila kondisi kesehatannya tidak stabil alias sakit dan faktor lainnya adalah mengajari anaknya mencari makan.

“Untuk kasus di Upt Trans Lapindo kami tidak menemukan ini (harimau dengan anaknya). Sebab induk harimau akan mengajari anaknya dalam berburu (mencari makan) salah satunya dengan mencari mangsa jinak,”tutupnya.

Dari faktor-faktor tersebut, lanjut Iswadi harimau memasuki pemukiman penduduk lantaran habitatnya terganggu.

Said Jauhari – Kasi Wilayah I BKSDA (DOK.CTY)

“Wilayah konflik satwa ini kan kebetulan berdekatan dengan habitatnya, jadi dari empat faktor yang paling dominan adalah habitatnya terganggu,”ucapnya.

Ia juga menyampaikan, berdasarkan pengecekan yang dilakukan di lima titik, dengan meneliti tampaknya, perkiraannya Harimau yang masuk pemukiman hanya satu ekor.

Koordinator Konsorsium Bentang Seblat menyampaikan, jika konflik satwa liar ini masih berlanjut, kemudian harimau akan di evakuasi dari wilayah tersebut.

“Rencana kawan-kawan dari BKSDA seperti itu, akan kita evakuasi untuk ketenangan penduduk dan keselamatan satwa itu sendiri,” ungkapnya.

Senada dengan Iswadi, Kasi wilayah I BKSDA Said Jauhari saat dikonfirmasi radarbumipekal.id mengatakan, kemungkinan pihaknya akan memasang kandang jebak bila upaya pengusiran tidak efektif lagi.

“Ada kemungkinan kita pasang kandang jebak bila upaya pengusiran tidak efektif lagi,” kata Said.

Menurut Said, tiga pekan lalu wilayah Upt Trans Lapindo sempat aman dari gangguan satwa tersebut setelah dilakukan pengusiran ke habitatnya di HPT Air Ipuh I.

“Sempat dilakukan pengusiran, tampaknya turun lagi ke perkampungan Upt Trans Lapindo untuk mencari makan,”jelasnya.

Kasi wilayah I BKSDA ini mengingatkan warga setempat agar berhati-hati saat berada di kebun dan tidak bepergian sendirian serta tidak meliarkan ternak. (cty)