Jemput Aspirasi Rakyat, H. Badrun Hasani Kunjungi Dapil Bengkulu III Kabupaten Mukomuko

BERANDA564 Dilihat

Berita Mukomuko, Pondok Suguh – Memasuki masa sidang III tahun 2021 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu dari Partai Golongan Karya (Golkar) Badrun Hasani, SH., MH mengunjungi konstituenya di Daerah Pemilihan (Dapil) Bengkulu III Kabupaten Mukomuko.

Politisi Golkar ini mengawali kunjunganya di Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko yakin Desa Bumi Mekar Jaya (BMJ).

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu – Badrun Hasani, SH., MH (DOK.Cipto)

Dihadapan warga dari Desa BMJ, Air Hitam, Sinar Laut dan Teluk Bakung, lelaki yang lebih dikenal dengan panggilan pak Haji ini menyampaikan permohonan maaf jika baru sekarang dapat mengunjungi warga di empat Desa.

“Saya mohon maaf jika baru sekarang dapat mengunjungi, bukan tak kenal, bukan tak niat namun sama-sama kita ketahui saat ini wabah virus Covid – 19 masih ada. Beberapa kunjungan yang saya lakukan saya awali di Kecamatan Air Rami hingga ke Kecamatan Lubuk Pinang,”kata Badrun, Rabu (06/10 /2021) di Balai Desa BMJ.

Ia juga mengatakan, tujuannya melakukan kegiatan di luar gedung (reses. red) adalah untuk menampung aspirasi masyarakat di Daerah pemilihan III yang nantinya akan dibahas dalam sidang di DPRD Provinsi Bengkulu.

Dikesempatan tersebut, masyarakat menyampaikan uneg-unegnya tentang situasi dan kondisi di Desa Masing-masing.

Mahyudin, salah satu warga BMJ menyampaikan tentang payung hukum Pemerintah Desa BMJ sebagai Desa Penyangga Perkebunan sekaligus Pabrik Pengelolaan Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Bumi Mentari Karya (BMK).

“Mohon kejelasan tentang payung hukum untuk Pemdes sebab Desa kami merupakan Desa penyangga namun belum ada kontribusi untuk kami,” ucapnya.

Usulan juga datang dari warga Desa Sinar Laut. Menurut Sugiono, adanya penutupan pada muara membuat kesulitan para petani saat memanen sawit.

“Itu pak Dewan, kalau muara Air Hitam dalam kondisi tertutup, dan hujan datang kebun kami terendam dan kami kesulitan pas mau manen,” tuturnya.

Cipto Yuono, Warga yang juga Bakal Calon Kepala Desa BMJ menyampaikan, saat ini terdapat tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan SMP IT dengan jumlah murid sekitar 100 orang.

Menurut Cipto, dari jumlah siswa /siswi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sederajat saat ini sangat memungkinkan untuk membangun Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia mengatakan hal ini sangat mustahil terwujud jika tidak ada bantuan dari para wakil rakyat terutama DPRD Provinsi Bengkulu dan pemangku kebijakan, sebab saat ini SMA merupakan wewenang Pemerintah Provinsi.

Pj Kades Bumi Mekar Jaya, 2 Cakades dan Badrun Hasani, SH., MH (dok.cipto)

“Untuk jumlah siswa lulusan SMP sederajat saya rasa sudah layak untuk membangun SMA, dan ini tidak mungkin terwujud hanya tanpa adanya campur tangan pemangku kebijakan dan para wakil rakyat. Ya kalau bukan kita yang berjuang siapa lagi, dan yang perlu dicatat, mereka yang saat ini masih duduk dibangku sekolah adalah generasi penerus bangsa, “kata Cipto.

Cipto menambahkan, selain jarak yang harus ditempuh oleh pelajar resiko perjalanan sangat tinggi, terlebih saat musim hujan.

“Belum lagi operasional dalam arti jika seorang pelajar hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya biayanya extra harus dikeluarkan oleh orang tua dengan membeli motor, inilah pertimbangan kami dan mohon kepada bapak untuk menjadikan usulan kami masuk dalam prioritas, “imbuhnya.

Kegiatan berakhir pukul 12.10 wib. Anggota DPRD Provinsi Bengkulu bersama rombongan melanjutkan reses di Desa Pondok Suguh. Selain warga setempat, acara juga dihadiri oleh Warga Desa Tunggang, Pondok Kandang, Karya Mulya, Lubuk Bento dan Air Berau.

Salah satu warga mengatakan, di wilayah Kecamatan Pondok Suguh terdapat objek wisata yang terletak di Desa Teluk Bakung. Namun sayangnya akses menuju tempat wisata tersebut terkendala oleh kondisi jalan yang kurang layak.

“Untuk menempuh tempat tersebut selain lewat Desa BMJ ada jalan alternatif yakni lewat jembatan gantung yang kondisinya sangat memprihatinkan. Ya, dulu oleh Dinas terkait pernah dihitung perkiraan biaya pembangunan permanen sekitar Rp. 14 miliar,”terangnya.

Selain untuk menuju objek wisata, jembatan tersebut merupakan akses masyarakat menuju perkebunan.

“Pernah saat warga membawa hasil kebun jembatan tersebut putus dan ada korban jiwa. Kami. Mohon perhatian dari para pemangku kebijakan untuk memperhatikan dan membangun jembatan ini.” tutupnya.(ADV/YN)